PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FK UGM
FORMAT RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Nama mahasiswa : Sri Sugesti W. (03/172573/EIK/00353)
Tempat praktek :
Bangsal D RSUP Dr. Moewardi Tirtonegoro Klaten
Tanggal :
18 - 23 Juli 2005
I. Identitas diri klien
Nama : Ny Sukini Suku :
Jawa
Umur :
40 tahun Pendidikan : tidak sekolah
Jemis kelamin :
Perempuan Pekerjaan : buruh
Alamat :
Sudan, Tambakan, Lama
bekerja : - tahun
Jogonalan, Klaten
Tanggal
masuk RS: 11 Juli 2005
Status perkawinan :
Kawin Tanggal
pengkajian: 11 Juli 2005
Agama : Islam Sumber
Informasi: Pasien, keluarga, CM :
II. Riwayat
penyakit
- Keluhan utama saat masuk RS:
± 1tahun yang
lalu perut nyeri kumat-kumatan, terutama terasa di bagian kanan bawah.
- Riwayat penyakit sekarang:
Sejak ± 1tahun yang lalu perut nyeri kumat-kumatan, terutama di bagian
kanan bawah. Sudah sering diperiksakan ke puskesmas dan dokter
praktek kalau minum obat sembuh, tetapi kemudian kumat lagi. Sakitnya biasanya akan bertambah nyeri bila
untuk aktifitas yang berat, kalau istirahat berkurang.
- Riwayat Penyakit Dahulu
± 8 tahun yang lalu pada mamae kanannya pernah terdapat benjolan sebesar
kelereng, kemudian bertambah agak besar kemudian dilakukan operasi pada mamae
kanan. Riwayat menyusui: pada saat punya
anak, anaknya tidak pernah menyusu karena tidak mau, waktu awal-awal sering
ngrangkaki tetapi lama-lama hilang sendiri.
- Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah dilakukan:
Diagnosa kerja saat masuk RS
adalah appendiksitis kronis.
Pemeriksaan yang telah
dilakukan:
§ Pemeriksaan laboratorium:
18-7-2005
|
Angka
normal
|
||
BUN
Creatinin
Uric
ureum
Glukosa
|
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
|
11.1
1.15
4.48
23.75
125.3 ↑
|
(7-18)
0,8-1,3)
(2,6-7,2)
(20-40)
(80-120)
|
18-7-2005
|
Angka
normal
|
||
glukosa
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
RDW
PDW
MPV
P-LCR
|
Mg/dl
X103/UL
X106/UL
g/dl
%
Fl
Pg
g/dl
x103/ul
fl
fl
fl
%
|
10.0
4.41
12
37.3
84.6
27.2
32.2-
267
40.0
9.2
7.9
12.0-
|
80-120
4.8-10.8
3.7-6.5
12-17
47-75
80-99
27-31
33.37
150-450
35-47
9-13
7.2-11.1
15-25
|
LYM%
MXD%
Neut%
Lym#
MDX#
Neut#
|
%
%
%
103/ul
103/ul
103/ul
|
21.4
8.6+
70.0
2.1
0.9
7.0
|
19-48
0-8
40-74
1-3.7
0-1.2
1.5-7
|
Urinalisa
tanggal 18-7-2005
Phisik
Kimia
Sediment
|
Warna
Kekeruhan
Keasaman
protein
Reduksi
Epitel
Lekosit
Eritrosit
Silinder
kristal
|
:
:
: : : : : : :
:
|
Kuning
agak keruh
asam
0
0
+
5-10
1-3
0
0
|
Benda keton
Bilirubin
Urobilirubin
BJ
Tes
kehamilan
|
:
:
: : : |
0
0
Normal
1.025
(-)
|
§
Pemeriksaan USG abdomen
-
Tak
tampak appendiks
-
Tak
tampak kolisistitis
-
Renal
hidro nefrosis
III.
Pengkajian
saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien dan keluarga sudah mengetahui penyakitnya (adanya radang pada
umbai cacing) dan perlu tindakan operasi,
mereka mengatakan belum tahu kenapa hal ini bisa terjadi, selama ini
hanya kalau sakit diobatkan dan belum pernah mengetahui penyebab penyakit yang
dialaminya. Pasien dan keluarga juga belum mengetahui tindakan
operasi apa yang akan dilakukan serta efeknya terhadap dirinya. Yang diinginkan dengan operasi ini
penyakitnya hilang dan tidak akan kumat lagi, sehingga bisa bekerja seperti
biasanya.
2. Pola nutrisi/metabolic
Program diit RS: pasien masih
dianjurkan puasa
Intake makanan: -
Intake cairan: -
3. Pola eliminasi
a. Buang
air besar
Pasien bab 1x sehari, tidak ada keluhan
b. Buang
air kecil
Pasien bak 4-5 x/hari, tidak
ada keluhan.
4. Pola aktifitas dan latihan:
Prae operasi;
Kemampuan perawatan diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan/minum
|
v
|
||||
Mandi
|
v
|
||||
Toileting
|
v
|
||||
Berpakaian
|
v
|
||||
Mobilitas di tempat tidur
|
v
|
||||
Berpindah
|
v
|
||||
Ambulasi/ROM
|
v
|
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu
orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
Oksigenasi:
tidak memerlukan bantuan oksigen.
5. Pola tidur dan istirahat
(lama tidur,
gangguan tidur, perawasan saat bangun tidur)
dalam sehari
pasien biasa tidur 6-8 jam, tidak ada gangguan selama tidur dan saat tidur
terasa segar.
6. Pola persepsual
(penglihatan,
pendengaran, pengecap, sensasi):
pasien tidak ada gangguan penurunan penglihatan,
gangguan pendengaran, gangguan pengecapan dan tidak ada gangguan sensasi.
7.
Pola persepsi diri
(pandangan klien tentang
sakitnya, kecemasan, konsep diri)
pasien merasa bahwa saat ini
ia sedang sakit dan menjalankan saran dokter untuk melalukan operasi. Ia sudah mantap dengan pengobatan saat
ini. Sebenarnya dia tidak takut dengan
operasi yang harus dijalaninya, karena pernah operasi pada payudaranya ± 8
tahun yang lalu.
8. Pola seksualitas dan reproduksi
( fertilitas,
libido, menstuasi, kontrasepsi, dll.)
Pasien mempunyai 1 orang anak,
sekarang berusia 11 tahun (kelas 5 SD).
Saat ini pasien tidak menggunakan alat kontrasepsi.
9.
Pola peran hubungan
(komunikasi, hubungan dengan
orang lain, kemampuan keuangan):
menurut pengakuan klien dan
keluarga, komunikasi dengan orang lain baik, dan biasa berkomunikasi
menggunakan bahasa jawa. Hubungan dengan
orang lain tidak ada masalah.
10.
Pola managemen koping-stess
(perubahan terbesar dalam
hidup pada akhir-akhir ini):
Kalau masalah pribadi dia
jarang mendiskusikan dengan orang lain termasuk suaminya, karena takunya kalau
itu tidak menyenangkan orang lain.
Kecuali kalau masalahnya harus operasi seperti ini baru dibicarakan
dengan suaminya.
Masalah yang ia anggap besar saat
ini adalah kondisi kesehatnnya yang sedang sakit, saya pasrah dengan keputusan
dokter untuk dilakukan operasi, yang penting segera sembuh.
11.
Sistem nilai dan keyakinan
(pandangan klien tentang
agama, kegiatan keagamaan, dll)
klien beragama Islam, tetapi
belum menjalankan kewajiban sholat, tetpi setelah nanti sembuh ia akan memulai
sholat. “ Saya tahu kewajiban umat Islam harus menjalankan Sholat dan saya
sudah bisa, hanya belum menjalankan”.
IV. Pemeriksaan fisik
(cephalocaudal)
Keluhan yang dirasakan saat ini:
nyeri pada perut terutama pada perut bagian bawah.
TD: 100/60 mm/Hg P: 20 x/m N:
86 x/m S:
37 oC
BB/TB: TB 155
cm, BB: 50 kg
Kepala:
-
Bentuk mesocepal, warna rambut hitam ikal, dipotong
pendek, tampak bersih
-
Mata: konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikteris,
reflek cahaya baik +/+, fungsi penglihatan baik
-
Mulut:
mulut tidak pucat, gigi bersih dan tidak berbau
-
Tidak teraba adanya benjolan
Leher: Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran limfonodus, tidak ada peningkatan JVP
Thorak: bentuk simetris, terdapat
bekas insisi pada payudara kanan sebelah atas ± 5 cm, fremitus normal kanan
kiri, tidak ada ketinggalam gerak, suara paru vesikuler kanan kiri, jantung S1
S2 murni, ictus cordis tidak teraba.
Abdomen: hepatomegali (-), splenomegali
(-), supel, peristaltic 12x/m, nyeri
tekan pada titik McBurney dan nyeri lepas.
Inguinal: tidak ada benjolan
di linguinal
Ekstrimitas (termasuk keadaan
kulit, kekuatan): gerak bebas, kekuatan penuh, tidak ada kelemahan ekstrimitas.
V. Program terapi: (persiapan operasi)
Tanggal 19 Juli 2005
-
RO thorak
-
Daftar OK
-
Infus RL 20 tpm
-
Infuse Ciprofloxasin 2 x 200 mg
-
Injeksi
ranitidine 2 x 1 ampul kalau perlu
Instruksi post
operasi:
-
Awasi infuse
-
Sadar penuh, flatus, peristaltic (+) → coba minum
-
Infuse RL = 28 tpm
-
Infuse Ciprofloxasin 2 x 200 mg
-
Injeksi kaltropen 3 x 1 Ampul
-
Kirim material PA
Tanggal 20 Juli
2005: paska apendiktomi H1
-
Infuse RL = 28 tpm
-
Infuse Ciprofloxasin 2 x 200 mg
-
Injeksi kaltropen 3 x 1 Ampul
-
Minum
bertahap → diet susu
-
Mobilitas
miring kanan-kiri
Tanggal 21 Juli
2005: paska apendiktomi H2
-
Infuse RL = 28 tpm
-
Infuse Ciprofloxasin 2 x 200 mg
-
Injeksi
kaltropen 3 x 1 Ampul kalau perlu
-
Diet
bubur saring
-
Mobilitas
miring duduk
Tanggal 22 Juli
2005: paska apendiktomi H3
-
Obat ganti
oral ciprofloxasin 2 x 500 mg dan asam mefenamat 3 x 500 mg
-
Diet TKTP
lunak
-
Mobilisasi
berdiri dan berjalan
-
Rawat
jalan
VI. Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium
(dimulai saat anda mengambil
sebagai kasus kelolaan, cantumkan tanggal pemeriksaan, dan kesimpulan hasilnya)
pemeriksaan darah
19-7-2005
|
Angka
normal
|
||
glukosa
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
RDW
PDW
MPV
P-LCR
|
Mg/dl
X103/UL
X106/UL
g/dl
%
Fl
Pg
g/dl
x103/ul
fl
fl
fl
%
|
89.8
9.1
4.9
13.2
40.8
83.3
26.9
32.4
261
41.8
9.2
8.1
12.3
|
80-120
4.8-10.8
3.7-6.5
12-17
47-75
80-99
27-31
33.37
150-450
35-47
9-13
7.2-11.1
15-25
|
LYM%
MXD%
Neut%
Lym#
MDX#
Neut#
|
%
%
%
103/ul
103/ul
103/ul
|
20.4
11.0+
68.6
1.9
1.0
6.2
|
19-48
0-8
40-74
1-3.7
0-1.2
1.5-7
|
BR: 3 menit
CT: 5 ½ menit
ANALISA DATA
Pre operasi:
TANGGAL
|
DATA
|
MASALAH
|
ETIOLOGI
|
19-7-2005
|
DS: klien mengeluh nyeri pada perut terutama pada perut bagian
bawah
DO:
- TD: 100/60 mm/H,
P: 20 x,
N: 100 x/m, S: 37 oC
- Akhir-akhir ini kencing
berwarna putih keruh seperti santen/susu
|
Nyeri akut
|
Peradangan pada appendiks
|
DS: Pasien dan keluarga mengatakan sudah mengetahui penyakitnya (adanya radang
pada umbai cacing) dan perlu tindakan operasi mereka mengatakan belum tahu
kenapa hal ini bisa terjadi, selama ini hanya kalau sakit diobatkan dan belum
pernah mengetahui penyebab penyakit yang dialaminya. Pasien dan keluarga juga belum mengetahui
tindakan operasi apa yang akan dilakukan serta efeknya terhadap dirinya.
DO:
-
|
Kurang pengetahuan tentang penyakit appendiksitis
dan tindakan operasi yang akan dilakukan
|
Kurang
paparan pada sumber informasi
|
Post operasi:
TANGGAL
|
DATA
|
MASALAH
|
ETIOLOGI
|
20-7-2005
|
DS:
klien mengeluh nyeri pada tempat operasi di perutnya. Skala nyeri 6
DO:
- TD: 120/70 mm/H, P: 20 x,
N: 88 x/m,
S: 368 oC
- ekspresi wajah tegang
- Terdapat luka insisi post appendiktomi ± 6 cm
|
Nyeri akut
|
Insisi post operasi appendiktomi
|
DS:
-
DO:
- Terpasang selang infus di tangan kiri
- Luka insisi post appendiktomi ± 5 cm
|
Resiko infeksi
|
Faktor
resiko:
Prosedur
invasive dan luka insisi post operasi
|
|
DS:
Pasien mengatakan belum bisa bangun, untuk
bergerak sakit dan masih takut
DO:
- Terpasang selang infus di tangan kiri
|
Defisit self care
|
Nyeri
|
|
DS:
Pasien mengatakan tadi malam tidak bisa tidur
sama sekali, karena ramai. Dia tidak biasa ditempat yang ramai banyak
orang dan jarang tidur siang.
DO:
- Semalam tidak tidur
- Wajah terlihat mengantuk dan lesu
|
Gangguan pola tidur
|
Lingkungan yang ramai
|
Dari analisa data diatas diagnosa
keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
Pre operasi:
1. Nyeri akut berhubungan dengan Peradangan pada appendiks
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit
appendiksitis dan tindakan operasi yang akan dilakukan dilakukan berhubungan
dengan kurang paparan pada sumber informasi
Post operasi:
1. Nyeri akut berhubungan dengan insisi post operasi appendiks
2.
Defisit self care berhubungan dengan nyeri post operasi appendiks
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
lingkungan yang ramai
4.
Resiko
infeksi dengan Faktor resiko: prosedur invasive dan luka insisi post
operasi
No & Tanggal
|
Dx.Keperawatan
&
Kriteria Hasil
|
Rencana Tindakan
|
Rasional
|
28/4-02
|
Hipertemia b/d proses inflamasi lokal dan sistemik
sekunder terhadap appendisitis perforasi.
Kriteria hasil:
Klien akan dapat mempertahankan suhu tubuh normal (36-37
0C), tanda vital lainnya dalam batas normal.
Nyeri (akut) b/d luka insisi post appendek-tomi.
Kriteria hasil:
Klien akan:
1.
melaporkan nyeri hilang atau terkon-trol
2.
tampak rileks
3.
dapat tidur malam selama 6-8 jam.
Risiko kekurangan volume cairan b/d hipertermia, diare dan
intake terbatas.
Kriteria hasil:
Klien akan memperta-hankan keseimbangan cairan dengan
tanda:
1.
mukosa lembab,
2.
turgor kulit baik,
3.
tanda vital dalam batas normal,
4.
haluaran urine ade-kuat (1500-2000 ml/ 24 jam)
|
1.
Lakukan kompres dingin (air biasa)
2.
Diskusikan bersama klien faktor-faktor risiko
pencetus hipertermia (dehidrasi, proses peradangan lokal/sistemik)
3.
Kolaborasi pemberian antipire- tika sesuai indikasi.
4.
Pantau suhu tubuh dan tanda vital setiap jam selama
fase serangan demam.
1.
Pertahankan istirahat dengan variasi posisi semi
Fowler, miring kiri-kanan, supinasi dengan lulut ditekuk.
2.
Dorong ambulasi dini
3.
Berikan aktivitas hiburan terapeutik.
4.
Berikan obat analgetik dan antibiotika sesuai program
terapi.
5.
Pantau perkembangan keluhan nyeri (skala, lokasi,
frekuensi, durasi dan faktor pencetus)
6.
Pantau keadaan luka insisi pasca bedah:
7.
Pantau dampak nyeri terhadap aktivitas dan istirahat
klien
1.
Pertahankan asupan diet sesuai toleransi klien.
2.
Pertahankan asupan cairan yang adekuat, anjurkan
minum sedikitnya 2000 ml/24 jam (200 ml/2 jam)
3.
Kaji tanda-tanda dehidrasi, frekuensi diare, volume
dan karakteristik feses.
|
Dapat memberikan efek ketenangan psikologis walaupun
mekanisme penurunan suhu antara kompres dingin dan kompres hangat masih
diperdebatkan.
Demam dapat timbul sebagai reaksi tubuh terhadap keadaan
infeksi dan peradangan lokal maupun sistemik, begitu juga dehidrasi dapat
meningkatkan suhu tuhu tubuh.
Antipiretika diperlukan dalam menurunkan suhu tubuh yang
ekstrim untuk mencegah komplikasi neurologis.
Memantau perkembangan masalah klien.
Menurunkan tegangan abdomen.
Meningkatkan normalisasi fungsi organ (merangsang
peristaltik dan kelancaran flatus, menurunkan keti-dak-nyamanan abdomen.
Mengalihkan fokus perha-tian klien terhadap nyeri,
meningkatkan relaksasi dan meningkatkan ke-mampuan koping klien.
Analgetika mengurangi nyeri. Antibiotika
membu-nuh/menghambat pertum-buhan kuman sehingga dapat mencegah/meng-atasi
proses infeksi yang menimbulkan nyeri.
Menilai perkembangan masalah klien.
Menilai keadaan luka insisi bedah sebagai pencetus
timbulnya nyeri.
Menilai dampak nyeri terhadap kemungkinan timbulnya
masalah baru.
Pemberian diet pada klien pasca bedah usus perlu diberikan
secara bertahap sesuai kemampuan tole-ransi untuk mencegah komplikasi
(obstipasi, kembung, diare)
Asupan cairan yang adekuat dibutuhkan untuk mengimbangi
kehilangan akibat hipertermia di samping sebagai upaya menurunkan suhu tubuh.
Menilai perkembangan masalah klien.
|
Tgl |
Jam |
Tindakan
Keperawatan
|
Nama Perawat
|
28/05-02
|
16.00
16.15
16.30
17.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
16.30
16.45
17.00
17.00
19.30
19.30
19.30
07.00
14.00
16.00
18.00
20.00
22.00
19.45
|
Dx.1 Hipertermia …
5.
Menunjukkan kepada klien/keluarga cara pelaksanaan
kompres dingin (air biasa)
6.
Aff infus (plebitis)
7.
Mendiskusikan bersama klien dan keluarga
faktor-faktor risiko pencetus hipertermia (dehidrasi, proses peradangan
lokal/sistemik)
8.
Memberikan antipiretika sesuai indikasi.
- Injeksi
Antrain 1 ampul.
9.
Memantau suhu tubuh dan tanda vital setiap jam selama
fase serangan demam:
- S:
38,9 N: 108 TD: 120/80
RR: 24
- S:
38,5 N: 100 TD: 110/70
RR: 22
- S:
38,0 N: 100 TD: 110/70
RR: 20
- S:
37,6 N: 92 TD: 110/70 RR: 20
- S:
37,5 N: 92 TD: 110/70 RR: 18
Dx.2 Nyeri …
8.
Membantu klien melakukan perubahan posisi baring
(semi Fowler, miring kiri-kanan, supinasi dengan lulut ditekuk)
9.
Menjelaskan pentingnya ambulasi dini dan mendorong
klien melakukannya.
10.
Mendampingi klien saat serangan nyeri, melaukan
masase ringan pada permukaan abdomen, mengajarkan latihan napas dalam.
11.
Memberikan obat-obatan:
-
Mylanta untuk mengurangi kembung
-
Inj. Kalfoxin 1 g
-
Fortagyl 500 mg
12.
Memantau perkembangan keluhan nyeri
-
skala: sedang (5-6)
-
lokasi: abdomen kanan bawah
-
frekuensi: menetap
-
durasi: menetap
-
faktor pencetus: luka insisi pasca bedah
13.
Memantau keadaan luka insisi pasca bedah:
-
Tanda-tanda peradangan (-)
-
Suppurasi (-)
14.
Memantau dampak nyeri terhadap aktivitas dan
istirahat klien:
-
Ambulasi: terbatas, takut bergerak
-
Istirahat/tidur: tidak terkaji
Dx.3 Risiko kekurangan
volume cairan
4.
Membantu klien makan malam, diet bubur halus, tidak
dihabiskan.
5.
Menyusun jadual minum bersama klien dengan program
200 ml/2 jam:
- 200
ml √
- 200
ml √
- 200
ml √
- 200
ml √
- 200
ml
6.
Mengkaji tanda-tanda dehidrasi, frekuensi diare,
volume dan karakteristik feses.
- Mukosa
mulut lembab, turgor cukup, tanda-tanda dehidrasi (-)
- Frekuensi
diare (16.00-20.00) 1x
- Volume
feses ± 200 ml
- Karakteristik:
encer, ampas (+), lendir (-), darah (-)
|
Abdul Kadir Ahmad
Abdul Kadir Ahmad
Abdul Kadir Ahmad
|
Tgl & No.
|
Diagnosa |
Evaluasi |
Nama Perawat
|
29/05-02
Jam 08.00
|
Dx.1 Hipertermia …
Dx.2 Nyeri (akut) …
Dx.3 Risiko
keku-rangan volume cairan
|
S:
Keluhan demam (-),
sejak tadi malam
tidak demam lagi.
O: S:
37,4 N: 88 TD: 110/70 RR: 18
A: Masalah
teratasi
P: Pantau timbulnya demam
berulang
S: Keluhan nyeri (+),
lebih mendingan dari kemarin, skala 3-4 (ringan), tidur
nyenyak (± 6-7 jam)
O: -
Ekspresi wajah rileks
-
Tanda-tanda peradangan luka insisi bedah (-)
A: Masalah
teratasi sebagian.
P: - Lanjutkan intervensi no.
4 dan 5
-
Tekankan bahwa nyeri akan berkurang seiring dengan
proses penyembuhan luka bedah
S: Keluhan diare (-)
O:
Tanda-tanda dehidrasi (-), mukosa
mulut lem-bab, turgor kulit
baik, tanda vital (lihat Dx.1), diet bubur kasar, minum habis 200 ml/2 jam.
A: Masalah
teratasi
P: Pantau berulangnya diare
Catatan:
- Klien KRS jam 12.00 dengan persetujuan tim kesehatan.
|
A. Kadir A
A. Kadir A
A. Kadir A
|
Tgl & No.
|
Diagnosa
|
Evaluasi |
Nama Perawat
|
22/05-02
Jam 13.00
|
Dx. 1 Nyeri …
Dx. 2 Risiko cedera
Dx. 3 Gangguan ……...mobilitas
fisik
|
S: Keluhan nyeri (+), skala
sedang (berkurang)
O:
Luka fraktur terbuka
(+), pembalut bersih/ke-ring, perdarahan (-).
A: Masalah
belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi no. 5
dan 6.
S: Keluhan demam (-), pusing (-), mual (-), muntah (-)
O: - VS: T
120/70, N 88, t 37,8 0C, RR 20
-
Edema area fraktur berkurang, kulit hangat.
A: Masalah
belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi no.
1, 4 dan 5
S: Keluhan nyeri bila
bergerak (+)
O: - OF
Fibula (+), nyeri (+)
-
Edema area fraktur (+)
-
Terapi restriktif (+)
-
Keadaan umum baik
A: Masalah
teratasi sebagian
P: - Lanjutkan intervensi no.
2, 3 dan 4.
-
Kolaborasi pemeriksaan Hb/Ht.
-
Persiapkan klien untuk menjalani pemasangan traksi
(Kamis, 23/05-2002)
|
A. Kadir A
A. Kadir A
A. Kadir A
|
Tgl & No.
|
Diagnosa
|
Evaluasi |
Nama Perawat
|
23/05-02
Jam 14.00
24/05-02
Jam 09.00
|
--
--
|
Klien menjalani pemasangan skeletal traksi pada jam
10.00
Klien pindah ke Ruang Bedah B
|
A. Kadir A
A. Kadir A.
|
0 komentar
Posting Komentar