Selasa, 14 Agustus 2018

Asuhan Keperawatan Kasus Bayi BBLR

 Asuhan Keperawatan Kasus Bayi BBLR 


BAB III
TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan  membahas asuhan keperawatan yang di berikan pada pasien By.R dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tanggal 29 Mei samapa 31 Mei 2012. Pasien menjalani perawatan di ruang Parkit RSPAU JAKARTA pada tanggal 29 Mei 2012 pukul 05.00 WIB dengan nomor register 104648 dalam penyusunan karya tukis ilmiah ini penulis menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

A.    Pengkajian
Pengkajian pada By.R dilakukan pada tanggal 29 Mei 2012 data yang di peroleh penulis berdasarkan pengamatan langsung, hasil wawancara dengan keluarga, perawat, catatan medis, catatan keperawatan, dan pemeriksaan fisik.
1.         Data Biografi
a.          Identitas klien
Klien bernama By.R, usia 1 hari, jenis kelamin perempuan, suku Mandailing, agama islam
b.         Identitas orang tua
Ayah klien bernama Tn.A usia 25 tahun, agama islam, pendidikan terakhir SMA Aliyah, pekerjaan wiraswasta dan berasal dari suku Mandailing. Ibu klien bernama Ny.N usia 20 tahun, agama islam, pendidikan terakhir SMA Aliyah, pekerjaan ibu rumah tangga , dan suku Mandailing beralamat di Jl.Skadron RT.15/03 no.23c Kampung Makasar.

2.         Resume
Bayi R lahir pada tanggal 28 Mei 2012 pukul 02.17 dengan normal.Bayi R merupakan gemeli kedua dari ibu P1A0. Usia kehamilan 32 minggu dengan kontraksi sering dan berat badan lahir 1700 gram, panjang badan 39 cm, anus (+), tidak ada cacat pada bayi. Riwayat persalinan ketuban putih keruh, plasenta lahir lengkap, APGAR score menit pertama 6 dan pada menit kelima 7. Diagnosa medis: Gemeli II, Premature dan Berat Badan Lahir Rendah..Keadaan umum gerak aktif, kesadaran menangis kuat. Nadi klien 132 x/menit , Rr: 52 x/menit , suhu tubuh klien 36°C, kelenjar getah bening tidak membesarPemeriksaan GDS pertanggal 28 Mei 2012 145 mg/dl.. Masalah keperawatan yang muncul adalah  kurangnya kebutuhan nutrisi dan  resiko hipotermi di berikan terapi  cairan parental D10% sebanyak 100cc/24 jam, rawat di inkubator dan pemberian nutrisi per NGT.

3.         Riwayat Persalinan
Usia kehamilan 32 minggu dengan nilai APGAR pada menit pertama 6 dan pada menit ke lima 7. Dengan berat badan 1700 gram , panjang badan 38,5 cm, lingkar kepala 27 cm, lingkar dada 24 cm. Tidak terdapat komplikasi pada saat persalinan.

4.         Riwayat Maternal
a.          Usia ibu 20 tahun, Gravida 1,Para: 0,Abortus: 0. Cara persalinan dengan tindakan spontan. Tidak terdapat komplikasi selama persalinan.

5.         Pengkajian Fisik Neonatus
a.          Refleks
Refleks moro (refleks kejut) normal, refleks menggenggam pada klien normal, menelan normal, refleks menghisap lemah.
b.         Tonus/aktifitas
Tonus atau aktifitas aktif, menangis keras, saat sedang di kaji bayi tampak tenang, tidak ada letargi, tidak terdapat kejang pada klien, klien tidak mengalami kesulitan menangis.
c.          Kepala/Leher
Pada bagian kepala fontanel anterior tidak cekung dan lunak, sutura sagitalis tepat, gambaran wajah simetris, serta tidak terdapat molding.
d.         Mata
Mata bersih , sklera mata bersih.
e.          THT
            Telinga normal serta letaknya simetris, palatum pada klien ada, tidak terdapat obstruksi pada hidung bilateral, tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
f.          Abdomen
        Abdomen lunak,tidak kembung, lingkar perut klien 26,5 cm.
g.         Thoraks
        Thoraks simetris, retraksi derajat terlihat hanya sekali pada saat pengkajian, klavikula normal dan simetris.
h.         Paru – paru
Suara nafas vesikuler sama antara kanan dan kiri, bunyi nafas terdengar di semua lapang paru, suara nafas bersih, tidak terdapat pernafasan dengan cuping hidung, respirasi spontan, frekuensi pernafasan 52 x/menit.
i.           Jantung
Pada jantung bunyi sinus rythim (NSR) normal, tidak terdapat bunyi murmur pada jantung klien, HR 132 x/menit.
j.           Ekstremitas
Gerakan ekstremitas aktif, paha terlihat abduksi, ROM tidak dapat dikaji, nadi perifer agak lemah, brakial kanan dan kiri teraba kuat, serta femoral kanan dan kiri teraba kuat.
k.         Umbilikus
Umbilikus pada klien normal, tidak ada inflamasi dan jumlah pembuluh darah ada dua yaitu arteri dan vena.
l.           Genital
  Klien berjenis kelamin perempuan, terdapat labia mayora dan labia minora, tampak labia mayora belum menutupi labia minora ,fistula tidak ada.
m.       Anus
Kondisi klien anus paten
n.         Spina
Kondisi spina normal
o.         Kulit
Warna kulit pink, lemak pada bawah kulit (subkutan) terlihat tipis, tidak terdapat sianosis dan tidak terdapat tanda lahir
p.         Suhu
Suhu lingkungan bayi diletakkan dalam incubator dengan suhu 33,3°C, suhu ruangan 28-30°C, suhu kulit 36,5°C.
q.         Cairan
Intake 178cc/24 jam (PASI 70cc + Infus 100cc + AM 8cc)
Output (BAB 40 cc + BAK 65 + IWL 80
Balance cairan 178cc – 185cc = (-) 7
r.           Nutrisi
BB lahir 1700 gram dan saat ini 1600 gram , minum PASI 10-20cc/2 jam melalui Naso Gastric Tube dikarenakan refleks hisap bayi lemah. Panjang badan 39 cm, lingkar perut: 26,5 cm,lingkar dada: 25 cm, lingkar kepala 29 cm, lingkar lengan: 11,2cm.
s.          Pengetahuan keluarga
Karena orangtua klien belum memahami mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penatalaksaan BBLR orangtua klien tampak bingung ketika ditanya perawat mengenai berat badan lahir rendah. Orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian berat badan lahir rendah, orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang ciri – ciri berat badan lahir rendah.

6.         Riwayat sosial
Hubungan orangtua dan bayi sangat baik namun ayah dan ibunya baru bisa mengunjungi dan melakukan kontak mata dengan klien di karenakan pada saat baru melahirkan klien langsung di tempatkan di incubator di kamar perina ruang Parkit.Respon keluarga terhadap penyakit/hospitalisasi adalah ayah dan ibu (orangtua) klien mengatakan khawatir dan cemas terhadap kondisi anaknya saat ini. Orangtua klien tampak cemas dan gelisah.Sistem pendukung/keluarga terdekat klien adalah keluarganya.Orang terdekat yang bisa dihubungi adalah ayah klien. 

7.         Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien GDS tanggal 28 Mei 2012, hasil GDS : 145 mg/dl

8.         Penatalaksanaan medis
a.          Pemberian terapi O2 dengan bi kanul sebanyak 1 liter/menit
b.         Pemberian terapi parenteral D10% sebanyak 100cc/24 jam
c.          Penempatan di incubator dengan suhu 33,3°C
d.         Pemberian PASI via NGT 10-20cc/2 jam
e.          Pemasangan Naso Gastric Tube pada klien

9.         Data Fokus
Data subjektif :
Orangtua klien mengatakan khawatir terhadap kondisi anaknya, orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian berat badan lahir rendah, orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang ciri – ciri berat badan lahir rendah.

Data Objektif :
Observasi tanda – tanda vital Suhu: 36,5°C, Nadi: 125 x/menit, Rr: 48 x/menit, berat badan pertanggal 28 Mei 2012 adalah 1700 gram, hasil timbangan pada tanggal 29 Meri 2012 adalah 1600 gram, Panjang badan 39 cm, refleks hisap pada bayi tidak adekuat, klien sudah terpasang NGT, klien sudah terpasang terpi O2 sebanyak 1 l/menit, Bayi diberikan PASI (SGM) sebagai nutrisi pengganti ASI, diet cair PASI yang dihabiskan 10cc via NGT, PASI yang sudah diberikan selama 24 jam sebanyak 70cc. Retraksi yang terlihat pada klien saat pengkajian hanya sekali, pernafasan pada klien tidak menggunakan cuping hidung, tidak terdapat sianosis pada tubuh klien,suhu dalam incubator: 33,3 °C), kulit klien terasa hangat, ekstremitas terasa hangat, lingkar perut: 26,5 cm,lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm, lingkar kepala 29 cm,lingkar lengan: 11,2cm, lemak pada bawah kulit (subkutan) terlihat tipis, klien tidak menggunakan pernafasan cuping hidung. Karena orangtua klien belum memahami mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penatalaksaan BBLR orangtua klien tampak bingung ketika ditanya perawat mengenai berat badan lahir rendah.Orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian berat badan lahir rendah, orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang ciri – ciri berat badan lahir rendah. Orangtua klien mengatakan khawatir dan cemas terhadap kondisi anaknya saat ini.Orangtua klien tampak cemas dan gelisah. Masalah keperawatan saat sebelum pengkajian: Tidak efektifnya pola nafas,di berikan penatalaksanaan medis berupa terapi O2 sebanyak 1 liter/menit. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan, di berikan penatalaksanaan medis berupa pemberian diet cair PASI sebanyak 10-20cc/2 jam, pemberian terapi parenteral (IVFD) D10% sebanyak 100cc/24jam (4tts/jam) dan pemeriksaan glukosa pertama pada tanggal 28 Mei 2012 dengan hasil 145 mg/dl. Resiko hipothermi di berikan penatalaksanaan medis bayi berada dalam inkubator

10.     Analisa Data
Nama klien/umur: By.R / 1 hari
No. kamar/ruang: Perina / Parkit
No
Data
Masalah
Etiologi
1
DS:
-
DO:
Pernafasan klien tidak menggunakan cuping hidung
Retraksi yang terlihat pada klien saat pengkajian hanya sekali
Tidak terdapat sianosis pada tubuh klien
Rr: 48 x/meniit
Suhu: 36,5°C
Nadi: 125 x/menit
Tidak efektifnya pola nafas
Imaturitas pusat pernafasan
2
DS:
-
DO:
Hasil timbangan pada saat pengkajian adalah 1600 gram
Panjang badan: 39 cm
PASI yang sudah diberikan selama 24 jam sebanyak 70cc
Diet cair PASI (SGM) yang dihabiskan 10 cc via NGT
Klien tampak sudah terpasang NGT
Lingkar perut: 26,5 cm
Lingkar dada: 25 cm
Panjang badan: 39 cm
Lingkar kepala: 29 cm
Lingkar lengan: 11,2 cm
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Intake yang tidak adekuat
3
DS: -
DO:
TTV Nadi: 125 x/menit
        Suhu: 36,5°
        Rr: 48 x/menit
Bayi tampak di dalam inkubator
Suhu dalam inkubator 33,3°C
Kulit klien terasa hangat
Ekstremitas terasa hangat
Tidak terdapat sianosis pada tubuh klien
Lemak pada bawah kulit (subkutan) terlihat tipis


Resiko hipotermi
Penurunan lemak subkutan di dalam tubuh
4
DS:
Orangtua klien mengatakan khawatir terhadap kondisi anaknya saat ini.
Orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian berat badan lahir rendah
orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang ciri – ciri berat badan lahir rendah.
DO
Orangtua tampak cemas dan gelisah
Orangtua klien tampak bingung ketika ditanya perawat mengenai berat badan lahir rendah

Ansietas pada keluarga
Kurangnya pengetahuan mengenai berat badan lahir rendah


B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan
2.      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
3.      Resiko hipotermi berhubungan dengan penurunan lemak subkutan di dalam tubuh
4.      Ansietas pada keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai berat badan lahir rendah


C.    Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
1.         Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan, ditandai dengan :
Data Subjektif          :  -
Data Objektif             :    Tampak pernafasan pada klien tidak menggunakan cuping hidung, retraksi yang terlihat pada klien saat pengkajian hanya sekali, Rr: 48 x.menit, Suhu: 36,5°C, Nadi: 125 x/menit
Tujuan                         :   Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan pola nafas kembali efektif
Kriteria Hasil              :   Tanda – tanda vitasl dalam batas normal (Nadi 110-160 x/menit, RR: 30 – 40 x/menit, Suhu axila 36,5 – 37,5°C), sesak berkurang/tidak terjadi,suplai oksigen ke jaringan terpenuhi, tidak ada sianosis, Rr dalam batas normal (RR 30-40x/menit), tidak terjadi retraksi dada dan pernafasan cuping hidung.
Rencana Tindakan     :
a.      Observasi pola, frekuensi dan bunyi nafas
b.     Observasi tanda – tanda vital
c.      Observasi adanya sianosis
d.     Observasi respon bayi terhadap pemberian O2
e.      Pantau keadaan atau kondisi klien
f.      Berikan/lanjutkan terapi O2 sesuai program dokter sebanyak 1 liter/ menit


Pelaksanaan             :
Tanggal 29 Mei 2012
Pukul 06.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital klien Suhu: 36,5°C, Nadi: 140 x/menit,  Rr: 38 x/menit Pukul 09.30 WIB mengobservasi pola, frekuensi dan bunyi nafas,bunyi nafas vesikuler, frekuensi 38 x/menit, pola nafas agak cepat kedalaman nafas dangkal. Pukul 10.00 mengobservasi respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan, bayi tampak tenang saat diberikan terapi O2.Pukul 10.15 WIB mengobservasi adanya sianosis ditubuh klien, tidak terdapat tanda – tanda sianosis di tubuh klien.Pukul 10.20 WIBmemantau kondisi klien, kesadaran menangis kuat, keadaan umum gerak aktif, akral hanngat, retraksi dada pada klien tidak ditemukan,tidak ada tanda – tanda sianosis, pernafsan cuping hidung tidak terjadi pada klien. Pukul 10.30 WIB memantau kondisi klien, akral hangat, tidak ada sianosis, bunyi nafas vesikuler, keadaan umum gerak aktif, keasadaran menangis kuat, tidak ada retraksi dada , pernafsan cuping hidung tidak terjadi pada klien.Pukul 14.30 WIB, mengobservasi tanda – tanda vital  klien, Nadi: 144 x/menit, Suhu 36°C, Rr 43x/menit.Pukul 18.00 WIBmengobservasi pola, frekuensi dan bunyi nafas,bunyi nafas vesikuler, frekuensi 42 x/menit, pola nafas agak cepat kedalaman nafas dangkal. Pukul 21.00 WIBmengobservasi respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan, bayi tampak tenang saat diberikan terapi O2.Pukul 22.00 WIBmemantau kondisi klien, akral hangat, tidak ada sianosis, bunyi nafas vesikuler, keadaan umum gerak aktif, keasadaran menangis kuat, tidak ada retraksi dada , pernafasan cuping hidung tidak terjadi pada klien.Pukul 22.30 WIB,  mengobservasi tanda – tanda vital  klien, Nadi: 140 x/menit, Suhu 36°C, Rr 42 x/menit.

Tanggal 30 Mei 2012
Pukul 06.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital klien,nadi 148 x/menit, suhu 36,5°C, Rr: 42 x/menit.Pukul 09.30 WIB mengobservasi pola,frekuensi dan bunyi nafas, bunyi nafas vesikuler, frekuensi 58 x/menit, pola nafas cepat kedalaman dangkal. Pukul 10.00 WIB mengobservasi respon bayi terhadap terapi O2 yang di berikan, bayi tampak tenang saat diberikan terapi O2. Pukul 10.15 WIB mengobservasi adanya sianosis ditubuh klien, tidak terdapat tanda – tanda sianosis di tubuh klien.Pukul 10.20 WIB memantau kondisi klien, kesadaran menangis kuat, keadaan umum gerak aktif, akral hanngat, retraksi dada pada klien tidak ditemukan,tidak ada tanda – tanda sianosis, pernafsan cuping hidung tidak terjadi pada klien. Pukul 14.30 WIB,  mengobservasi tanda – tanda vital  klien, Nadi: 140 x/menit, Suhu 36°C, Rr 42 x/menit.Pukul 18.00 WIB mengobservasi pola, frekuensi dan bunyi nafas,bunyi nafas vesikuler, frekuensi 40 x/menit, pola nafas agak cepat kedalaman nafas dangkal.Pukul 21.00 WIB mengobservasi respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan, bayi tampak tenang saat diberikan terapi O2.Pukul 22.00 WIB memantau kondisi klien, akral hangat, tidak ada sianosis, bunyi nafas vesikuler, keadaan umum gerak aktif, keasadaran menangis kuat, tidak ada retraksi dada , pernafasan cuping hidung tidak terjadi pada klien.. Pukul 22.30 WIB,  mengobservasi tanda – tanda vital  klien, Nadi: 139 x/menit, Suhu 36°C, Rr 44 x/menit

Tanggal 31 Mei 2012
Pukul 06.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital klienNadi: 152 x/menit, Suhu: 36°C, Rr: 50 x/menit.Pukul 09.30 WIB mengobservasi pola,frekuensi dan bunyi nafas, bunyi nafas vesikuler, frekuensi 49 x/menit, pola nafas cepat dan kedalaman dangkal. Pukul 10.00 WIB mengobservasi respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan, bayi tampak tenang saat diberikan terapi O2.Pukul 10.15  WIB mengobservasi adanya sianosis ditubuh klien, tidak terdapat tanda – tanda sianosis di tubuh klien. Pukul  10.20 memantau keadaan klien, kesadaran menangis kuat, keadaan umum bergerak aktif, akral hangat, tidak terdapat sianosis,tidak ada retraksi dada , pernafsan cuping hidung tidak terjadi pada klien. Pukul 14.30 mengobservasi tanda – tanda vital klien,nadi: 142 x/menit, Rr: 44 x/menit, Suhu: 36,2°C.  Pukul 18.00 WIB mengobservasi pola, frekuensi dan bunyi nafas,bunyi nafas vesikuler, frekuensi 40 x/menit, pola nafas agak cepat kedalaman nafas dangkal. Pukul 21.00 WIB mengobservasi respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan, bayi tampak tenang saat diberikan terapi O2. Pukul 22.00 WIB memantau kondisi klien, akral hangat, tidak ada sianosis, bunyi nafas vesikuler, keadaan umum gerak aktif, keasadaran menangis kuat, tidak ada retraksi dada , pernafasan cuping hidung tidak terjadi pada klien. Pukul 22.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital klien ,nadi: 140 x/menit, Rr: 40 x/menit, Suhu: 36,3°C

Evaluasi
Tanggal 30 Mei 2012
Pukul 07.00 WIB
Subjektif                      :   -
Objektif                       :   Observasi TTV, nadi 148 x/menit, suhu 36,5°C, Rr: 42 x/menit. Bayi tampak tenang saat di berikan terapi O2, tidak terdapat sianosis ,keadaan umum bergerak aktif, kesadaran menangis kuat, akral hangat. Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 148 x/menit ,pola nafas agak cepat dengan kedalaman dangkal , tidak ada retraksi dada , pernafasan cuping hidung tidak terjadi pada klien.
Analisa                         :   Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi
              Planning                      :   Lanjutkan intervensi : a,b,c,d,e dan f

              Tanggal 31 Mei 2012
              Pukul 07.00 WIB
Subjektif                      :   -
Objektif                       :   TTV Nadi: 152 x/menit, Suhu: 36°C, Rr: 50 x/menit. Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 50 x/menit, pola nafas cepat dengan kedalaman dangkal. Bayi tampak tenang saat diberikan terapi O2.Kesadaran menangis kuat, keadaan umum bergerak aktif, akral hangat, tidak terdapat sianosis,tidak ada retraksi dada, pernafsan cuping hidung tidak terjadi pada klien.
Analisa                         :   Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi
              Planning                      :   Lanjutkan intervensi: a,b,c,d,e dan f

              Tanggal 31 Mei 2012
              Pukul 14.00 WIB
Subjektif                      :   -
Objektif                       :   TTV Nadi: 142 x/menit, Rr: 44 x/menit, Suhu: 36,2°C. Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 44 x/menit, pola nafas cepat dengan kedalaman dangkal.Bayi tampak tenang saat diberikan terapi O2.Kesadaran menangis kuat, keadaan umum bergerak aktif, akral hangat, tidak terdapat sianosis di tubuh bayi, tidak ada retraksi dada , pernafsan cuping hidung tidak terjadi pada klien.
Analisis                        :   Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi
Planning                      :   Lanjutkan intervensi a,b,c,d,e dan f

2.         Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,ditandai dengan:
Data subjektif             :   -
Data Objektif              :   Hasil timbangan pada saat pengkajian adalah 1600 gram. Panjang badan: 39 cm. Diet cair PASI (SGM) yang dihabiskan 10 cc via NGT. PASI yang sudah diberikan selama 24 jam sebanyak 70ccKlien tampak sudah terpasang NGT.Lingkar perut: 26,5 cm. Lingkar dada: 25 cm. Panjang badan: 39 cm. Lingkar kepala 29 cm
Tujuan                         :   Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil               :   Reflek hisap dan menelan baik, tidak muntah, tidak kembung, berat badan naik 10 – 30 gram/hari.

Rencana Tindakan     :
a.          Observasi berat badan,lingkar lengan,lingkar dada, lingkar perut,panjang badan bayi setiap hari
b.         Observasi pemberian PASI (SGM)  via NGT sebanyak 10 – 20 cc/2 jam selama 24 jam
c.          Pantau pemberian nutrisi selama 24 jam
d.         Observasi pemberian cairan melalui IVFD D10% sebanyak 100cc/jam

Pelaksanaan
Tanggal 29 Mei 2012
Pukul 06.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 08.00 WIBmengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 10.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 11.30 WIB mengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak 100/24jam, tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah pemasangan infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 11.45 WIB mengobservasi berat badan bayi,lingkar lengan,lingkar dada dan lingkar perut, berat badan bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,5 cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm, lingkar lengan: 11,2 cm.Pukul 12.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 14.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 16.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 18.00 WIBWIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 18.30 WIBmengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak 100/24jam, tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah pemasangan infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 20.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 22.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 24.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu. Jumlah PASI yang sudah di berikan selama 24 jam sebanyak 125cc/24 jam.
Tanggal 30 Mei 2012
Pukul 06.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 08.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 10.00 WIB mengobservasipemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu..Pukul 11.30 WIB mengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak 100/24jam, tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah pemasangan infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 11.45 WIB mengobservasi berat badan bayi ,lingkar lengan,lingkar dada dan lingkar perut, berat badan bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,6 cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm, lingkar lengan: 11,2 cm. , berat badan bayi 1600 gram. Pukul 12.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 14.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residuPukul 16.00 WIBmengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 18.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 18.30 WIB mengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak 100/24jam, tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah pemasangan infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 20.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 22.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 24.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu. Jumlah PASI yang sudah di berikan selama 24 jam sebanyak 125cc/24 jam.
Tanggal 31 Mei 2012
Pukul 06.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT,tidak ada residu, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc.Pukul 08.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 10.00 WIB  mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 11.30 WIBmengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak 100/24jam, tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah pemasangan infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 11.45 WIB mengobservasi berat badan klien, lingkar lengan,lingkar perut dan lingkar dada,berat badan bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,6 cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm, lingkar lengan: 11,3 cm. Pukul 12.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu. . Pukul 14.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 16.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 18.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 18.30 WIB mengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak 100/24jam, tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah pemasangan infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 20.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 22.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu. Pukul 24.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu. Jumlah PASI yang sudah di berikan selama 24 jam sebanyak 125cc/24 jam.

Evaluasi
Tanggal 30 Mei 2012
Pukul 07.00 WIB
Subjektif                      :   -
Objektif                       :   Berat badan bayi 1600 gram,lingkar perut: 26,5 cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm, lingkar lengan: 11,2 cm. Observasi pemberian infus D10% sebanyak 100cc/24 jam diberikan dengan   frekuensi  4 tetes/jam,  tidak  ada  tanda – tanda phlebitis di area pemasangan infus. PASI sudah diberikan pada bayi sebanyak 125cc selama 24 jam.
Analisa                         :   Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi
Planning                       :   Lanjutkan intervensi : a, b, c, d, e, f


Tanggal 31 Mei 2012
Pukul 07.00 WIB
Subjektif                      :   -
Objektif                       :   Berat badan bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,6 cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm, lingkar lengan: 11,3 cm., PASI sudah diberikan pada bayi dengan frekuensi 15cc/2 jam. tetesan infus D10% sebanyak 100cc/24 jam diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, tidak ada tanda – tanda phlebitis di area pemasangan infus, PASI sudah diberikan pada bayi sebanyak 125cc selama 24 jam.
Analisa                         :   Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi
Planning                      :   Lanjutkan intervensi: a, b, c, d, e, f

Tanggal 31 Mei 2012
Pukul 14.00 WIB
Subjektif                     :   -
Objektif                       :   Berat badan bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,6 cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm, lingkar lengan: 11,3 cm, PASI sudah diberikan pada bayi dengan frekuensi 15cc/2 jamPASI yang sudah diberikan pada klien selama 24 jam sebanyak 125cc. Tetesan infus D10% sebanyak 100cc/24 jam diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, tidak ada tanda – tanda phlebitis di area pemasangan infus.
Analisa                       :   Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi
Planning                     :   Lanjutkan intervensi : a, b, c, d, e, f

3.         Resiko hipotermi berhubungan dengan penurunan lemak subkutan di dalam tubuh ,ditandai dengan:
Data Subjektif             :   -
Data Objektif              :   TTV Nadi: 125 x/menit, Suhu: 36,5°, Rr: 48 x/menit. Bayi tampak di dalam incubator,suhu dalam inkubator 33,3°C, kulit klien terasa hangat.Ekstremitas terasa hangat.Tidak terdapat sianosis pada tubuh klien
Tujuan                         : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3x24 jam diharapkan hipotermi tidak terjadi.
Kriteria hasil               :   Ekstremitas hangat, kulit hangat, tidak terjadi sianosis, kulit hangat, suhu tubuh dalam batas normal (36,5 – 37,5)
Rencana Tindakan :
a.             Observasi tanda – tanda vital klien
b.            Awasi temperature dalam incubator sesuai kebutuhan
c.             Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh
d.            Observasi adanya sianosis

Pelaksanaan
29 Mei 2012
Pukul 05.30 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak terdapat tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi.Pukul 06.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital, Suhu: 36,5°C, Nadi: 140 x/menit,  Rr: 38 x/menit. Pukul 12.30 WIB mengawasi temperature dalam inkubator sesuai kebutuhan, temperature dalam incubator 33,3°C. Pukul 12.40 WIB menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi , mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh. Pukul 14.30 WIBmengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi: 144 x/menit, Suhu 36°C, Rr 43 x/menit. Pukul 17.00 WIBmengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak terdapat tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi.Pukul 19.40 WIBmengawasi temperature dalam inkubator sesuai kebutuhan, temperature dalam incubator 33,3°C. Pukul 20.30 WIBmenghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi , mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh. Pukul 22.30 WIB,  mengobservasi tanda – tanda vital  klien, Nadi: 140 x/menit, Suhu 36°C, Rr 42 x/menit.
Tanggal 30 Mei 2012
Pukul 05.30 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak terdapat tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi.Pukul 06.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital klien, nadi 148 x/menit, suhu 36,5°C, Rr: 42 x/menit.Pukul 12.30 WIB mengawasi temperature dalam inkubator sesuai kebutuhan, temperature dalam incubator 33,3°C.Pukul 12.40 WIB menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi , mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.Pukul 14.30 WIB,  mengobservasi tanda – tanda vital  klien, Nadi: 140 x/menit, Suhu 36°C, Rr 42 x/menit. Pukul 17.00 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak terdapat tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi.. Pukul 19.40 WIB mengawasi temperature dalam  inkubator sesuai kebutuhan, temperature dalam incubator 33,3°C.Pukul 20.30 WIB menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi , mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.Pukul 22.30 WIB,  mengobservasi tanda – tanda vital  klien, Nadi: 139 x/menit, Suhu 36°C, Rr 44 x/menit
Tanggal 31 Mei 2012
Pukul 05.30 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak terdapat tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi.Pukul 06.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital klien Nadi: 152 x/menit, Suhu: 36°C, Rr: 50 x/menit.Pukul 12.30 WIB mengobservasi temperature dalam incubator sesuai kebutuhan, temperature dalam incubator 35°C.Pukul 12.40  WIB menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi , dan mengganti popok bayi, bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.Pukul 14.30 WIBmengobservasi tanda – tanda vital klien ,nadi: 142 x/menit, Rr: 44 x/menit, Suhu: 36,2°C.  Pukul 17.00 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak terdapat tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi. . Pukul 19.40 WIB mengawasi temperature dalam  inkubator sesuai kebutuhan, temperature dalam incubator 35°C. Pukul 20.30 WIB menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi , mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.Pukul 22.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital klien ,nadi: 140 x/menit, Rr: 40 x/menit, Suhu: 36,3°C

Evaluasi
Tanggal 30 Mei 2012
Pukul 07.00 WIB
Subjektif              :     -
Objektif                :     TTV Nadi: 148 x/menit, Suhu: 36,5°C, Rr: 42 x/menit. Temperatur dalam incubator 33,3°C. Bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.Tidak ada tanda – tanda sianosis pada tubuh bayi.
Analisa                 :     Tujuan tercapai sebagian masalah tidak terjadi
Planning               :     Lanjutkan intervensi : a, b , c, d

Tanggal 31 Mei 2012
Pukul 07.00 WIB
Subjektif              :     -
Objektif                :     TTV Nadi: 152 x/menit, Suhu: 36°C, Rr: 50 x/menit.Temperatur dalam incubator 33,3°C.Bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.Tidak ada tanda- tanda sianosis yang ditemukan pada tubuh bayi.
Analisa                 :      Tujuan tercapai sebagian masalah tidak terjadi
Planning               :      Lanjutkan intervensi : a, b, c, d,

Tanggal 31 Mei 2012
Pukul 14.00 WIB
Subjektif                 :   -
Objektif                   :TTV Nadi: 142 x/menit, Suhu: 36,2°C, Rr: 44 x/menit. Temperatur dalam inkubator 35°C.Bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.Tidak ada tanda – tanda sianosis yang terdapat pada tubuh bayi.      
Analisa                 :   Tujuan tercapai sebagian masalah tidak terjadi
Planning               : Lanjutkan intervensi a,b,c,d

4.         Ansietas pada keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai berat badan lahir rendah, ditandai dengan:
Data Subjektif :         Orangtua klien mengatakan khawatir terhadap kondisi anaknya saat ini. Orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian berat badan lahir rendah. Orangtua klien mengatakan tidak mengetahui ciri – ciri berat badan lahir rendah
Data Objektif        :   Orangtua tampak cemas dan gelisah. Orangtua klien tampak bingung ketika ditanya perawat mengenai berat badan lahir rendahDS:
Tujuan                   :   Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45 menit di harapkan pengetahuan keluarga mengenai BBLR bertambah.
Kriteria hasil         :   Orangtua tampak tenang, Orangtua dapat menjawab saat ditanya mengenai berat badan lahir rendah, orangtua berpartisipasi dalam proses perawatan, Orangtua mengerti dan memahami mengenai berat badan lahir rendah
Rencana Tindakan :
a.      Kaji tingkat pengetahuan orangtua mengenai BBLR
b.     Beri penjelasan tentang keadaan bayinya
c.      Berikan penyuluhan kesehatan mengenai BBLR kepada orangtua klien
d.     Berikan support dan reinforcement ats apa yang dapat dicapai oleh orangtua klien

Pelaksanaan
Tanggal 29 Mei 2012
Pukul 15.00 WIB mengkaji tingkat pengetahuan orangtua mengenai BBLR, orangtua mengatakan tidak mengetahui tentang BBLR

Tanggal 30 Mei 2012
Pukul 15.00 WIB memberikan salam pada orangtua klien ,memberi penjelasan kepada orangtua klien mengenai kondisi bayinya,orangtua mendengarkan informasi dari perawat. Pukul 15.15 WIB memberikan penyuluhan kesehatan mengenai BBLR (menjelaskan pengertian BBLR, menjelaskan penyebab dari BBLR,menjelaskan tanda dan gejala BBLR, menjelaskan hal – hal yang harus diperhatikan pada bayi dengan BBLR,), orangtua tampak menyimak dan mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh perawat. Memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai BBLR pada orangtua, orangtua bertanya mengenai dampak dari BBLR.Menjelaskan pertanyaan yang diberikan oleh orangtua, orangtua tampak menyimak. Mengevaluasi pemahaman keluarga mengenai BBLR, ayah klien menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat, orangtua tampak bisa menyebutkan kembali pengertia BBLR,orangtua kliene mengatakan sudah mengerti mengenai BBLR karna sudah diberikan penyuluhan kesehatan oleh perawat. Memberikan reinforcement positif atas jawaban yang diberikan orangtua, orangtua mendengarkan.Menyimpulkan semua materi yang telah dibahas, memberikan support kepada kedua orangtua klien, orangtua klien tampak tenang dan orangtua klien mengatakan rasa cemas yang dirasakan mulai berkurang.Memberikan salam penutup, orangtua menjawab salam.

Evaluasi
Tanggal 30 Mei 2012
Pukul 07.00 WIB
Subjektif        :           Orangtua klien mengatakan tidak mengetahui mengenai BBLR
Objektif          :           Orangtua klien tampak bingung ketikaditanya perawat mengenai berat badan lahir rendah
Analisa           :           Tujuan belum tercapai masalah belum teratasi
Planning         :           Lanjutkan intervensi (b,c,d)

Tanggal 31 Mei 2012
Pukul 07.00 WIB
Subjektif        :           Orangtua klien mengatakan sudah mengerti mengenai BBLR karena sudah diberikan penyuluhan kesehatan oleh perawat,orangtua klien mengatakan rasa cemas yang dirasakan mulai berkurang.
Objektif          :           Orangtua tampak menyimak dan mendengarkan saat diberikan penyuluhan oleh perawat, orangtua tampak bertanya ketika diberi kesempatan untuk bertanya.orangtua klien tampak tenang dan orangtua klien mengatakan rasa cemas yang dirasakan mulai berkurang. Orangtua tampak bisa menyebutkan kembali pengertian BBLR
Analisa           :           Tujuan tercapai masalah teratasi
Planning         :           Hentikan intervensi




0 komentar

Posting Komentar